Pagi ini mendengar berita yang sama sekali diluar dugaan. Baru saja tiba di tempat kerja, menunggu komputer menyala dan biasa sambil cek notif di handphone. Ada yang menyita perhatian yaitu kabar meninggalnya seorang Didi Kempot.
Yup, The God Father of Broken Heart yang tidak lain adalah Lord Didi Kempot telah meninggal dunia. Meninggalkan kita semua dan juga mewariskan karya lagu-lagu "patah hati" yang sangat luar biasa.
Sedih? Ternganga tidak percaya? Atau terdiam dalam beberapa saat adalah hal-hal yang pasti dilakukan oleh para Sobat Ambyar sesaat setelah mendengar berita tersebut. Didi Kempot atau pemilik nama asli Dionisius Prasetyo telah menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo.
Sang Maestro Campursari
Didi Kempot dikenal sebagai musisi kondang dengan alunan musik campursari yang sukses dikenal luas baik di Indonesia maupun di mancanegara. Jika melihat dari segi lirik, bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa namun ternyata hal ini tidak membatasi penggemarnya yang berada dimana saja.
Kangagos mengenal sosok hebat ini melalui orangtua yang mana almarhum bapak dan juga ibu pada waktu itu memang sering memutar karya-karya hebat dari seorang Didi Kempot. Saat itu untuk bisa mendengarkan lagu keren milik Didi Kempot adalah dengan melalui kaset pita dan kalau agak modern bisa menggunakan kaset VCD dan menampilkan gambar videonya di tivi.
Pada saat itu cara ini sudah paling keren, apalagi juga tersedia kaset VCD bajakan yang minus one atau karaoke, wah pokoknya seruuu deh. Penggemar Didi Kempot atau Kempoters waktu itu adalah yang berusia seangkatan dengan orangtua Saya.
Lagu-lagu hits seperti Sewu Kutho, Stasiun Balapan, Tanjungmas Ninggal Janji, Cidro, Layang Kangen, adalah sedikit dari sekian banyak karya Sang legenda Lord Didi Kempot, dan Saya juga hapal liriknya lho.
Hal tersebut karena sering mendengar dan juga liriknya yang sederhana sehingga sangat mudah menempel diingatan. Entah karena sudah terbiasa dengan bahasa jawa, atau karena lagu-lagunya yang enak untuk didengar dan dinikmati.
Sobat Ambyar Berduka
Didi Kempot ini musisi yang rajin sekali mengeluarkan lagu-lagu baru sehingga para penggemar semakin terbuai dengan alunan indah yang mengiringi perasaan patah hati. Hingga ada kalimat yang menyebutkan bahwa tidak perlu mengalami patah hati beneran, karena dengan mendengarkan lagu-lagu Didi Kempot kamu pasti bisa merasakan seperti apa rasanya patah hati.
Dan penggemar Lord Didi Kempot pun menyasar kaum milenial yang ditandai dengan hadirnya Sobat Ambyar, Kempoters, Sad Boys, dan Sad Girls. Lagu-lagu yang tidak kalah hits dikalangan milenial antara lain adalah Suket Teki, Pamer Bojo, Banyu Langit, Dalan Anyar, Pantai Klanyar dan lainnya.
Kenangan terakhir yang akan terus membekas di hati para Sobat Ambyar adalah kepedulian Didi Kempot terhadap penyandang disabilitas dengan mengorbitkan penyanyi cilik Arda yang sukses dengan single Tatu.
Juga kepedulian seorang Didi Kempot terhadap kepentingan negara dalam hal memerangi pandemi virus corona dengan mengadakan konser dari rumah yang berhasil menggalang dana dengan sangat sukses.
Dan mungkin kepergian The God Father of Broken Heart ini merupakan puncak dari perasaan patah hati yang dirasakan oleh segenap Sobat Ambyar dimanapun berada.
Semoga almarhum husnul khotimah, meskipun kini Didi Kempot sudah meninggalkan kita semua namun karya-karyanya akan tetap selalu ada dan melegenda di hati kita semua. Selamat jalan The God Father of Broken Heart.